Karya : Ahmad Farhan*)
Namaku “kayla jesyi” biasa di panggil “kayla”, Pagi itu aku sedang sarapan dengan sangat tenang, tiba-tiba tersendak karena aku melihat jam sekarang pukul 07:30. Aku segera mengambil sepedaku. Sialnya gerbang sekolahku sudah ditutup, dan dengan wajah kesal pak satpam berkata kepadaku di balik pintu gerbang.
Lalu dibukakannya pintu gerbang ini, tapi aku bersama murid lain dihukum di jemur di lapangan basket hingga sekolah pun usai. Aku melirik pos satpam, tempat di mana satpam itu setiap pagi datang dan juga bekerja sampai pulang sekolah tiba.
Namanya “Pak goblin”, tapi anak-anak sering memanggilnya dengan “mang item”, aku tak tahu dari siapa orang pertama pencetus panggilan tersebut pada Pak goblin. Dia memang sangat populer di SMP Negeri 2 di kotaku karena dekat dan ramah dengan murid-murid, khususnya kepada murid laki-laki.
Lama setelah itu, aku makin akrab dengan satpam yang tersebut, kawan-kawanku selalu memanggilnya Mang item. Pernah suatu saat dia bercerita kepadaku dan juga kawan-kawanku tentang dia sewaktu seusia kami.
“Dulu, Mamang juga pernah sekolah seperti kalian. Tapi, mamang tidak dapat melanjutkannya hingga selesai, karena orang tua mamang yang tidak bisa membiayainya,” imbuh dia dengan senyum untuk menutupi.
“Kalian harus bisa memanfaatkan kesempatan mengais ilmu di sini, makanya mamang suka sangat marah pada kalian yang suka terlambat masuk,” sambungnya.
Dia kemudian masih melanjutkan ceritanya. Ternyata di dalam rumahnya dia menyediakan perpustakaan mini untuk para tetangganya yang ingin sekolah, tapi terkendala ekonomi keluarga. Aku pun menjadi sangat kagum dengan berbagai perjuangan Pak goblin. Di tengah biaya hidup yang kini makin susah, kulit kian menjadi keriput serta rambut kian memutih, dia masih bisa selalu membantu orang-orang di sekitarnya. Terima kasih, Pak.
27 Desember 2023
*) Siswa Kelas 9a Dan Anggota Osim
Redaktur Pelaksana
Achmad Gilban Sobri Muntaha