Kenikmatan Hidup Adalah “PROSES”

karya: Nur Thalita Safa*)

Setelah sekian tahun menjalani kehidupan di Pondok Pesantren, tentu ada banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa yang sudah banyak menemani warna-warni yang sudah sekian lama menghiasi perjalan hidup yang kita jalani. Yang mana, akan ada banyak sekali hikmah yang bisa kita petik setelah melewati nya.
Sudah sekian banyak kejadian yang sudah pernah saya alami, seperti saat ketika di timpa sebuah musibah kecil yang sudah biasa di alami ketika menjadi seorang santri antara lain, seperti kehilangan baju atau di jauhi seorang teman yang sudah kita anggap seperti keluarga sendiri, dalam saat-saat seperti itulah mental kita di uji, ketabahan kita pun seakan di tekan agar selalu kuat. Namun nyatanya, setalah semua itu berhasil kita lewati setelah kita terbiasa akan semua hal yang terjadi, semua itupun akan mejadi sebuah lelucon yang membuat kita tertawa jika kita ingat-ingat lagi.

Salah satu yang akan paling terkenang adalah ketika saat pertama kali menjadi sorang santri, masa-masa di mana kita harus beradaptasi dalam ruang lingkup pesantren yang belum familiar kita jalani, mulai dari kegiatan berjama`ah yang wajib kita ikuti, sampai tekanan dalam mempelajari kitab-kitab yang akan di kaji. Hal-hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya yang belum tersbiasa saat menjalaninya, perasaan pun campur aduk saat tidak bisa teratur saat mengikutinya. Di tambah lingkaran pertemanan yang belum bisa saya terima, alhasil dengan kondisi yang demikian diri sendiri pun merasa tidak cocok dengan keadaan tersebut, padahal jika saat itu saya sentiasa bersabar dan melakukan semua dengan ikhlas semua pun akan bisa kita terima dengan sendirinya.

Dari cerita-cerita di atas, saya sadar bahwasan nya, jika kita benar-benar mau berusaha kita tidak akan mudah kehilangan arah. Dan jika kita memang benar-benar membetul kan niat untuk mencari ilmu, semua kegiatan-kegiatan yang kita jalani akan terasa seperti saat belajar berjalan, yang awal nya kita rasa sangat sulit saat kita terbiasa dan akhirnya bisa, pengalam itupun hanya akannjadi lelucon belaka.

Alangkah baik nya di akhir tahun kali ini kita menyiapkan hal-hal yang perlu kita siapkan untuk menghadapi tahun dan hari-hari selanjutnya. Agar tidak lagi tercipta kesalahan-kesalahan yang sudah pernah kita sesali di waktu-waktu sebelumya. Tetaplah fokus untuk menjadi penerus bangsa yang inovatif dan inspiratif. Apalagi sabagai kaum perempuan, jangan pernah tanamkan Prinsip ” Hanya berakhir Di Dapur” saja.


sebagai penerus bangsa yang menjadi harapan negri kita ada baik nya pula jika kita tanamkan hal-hal baik dari sekarang untuk kebaikan masa depan kita juga bangsa dan negara.

Lumajang, 31 Desember 2023

)* Siswi kelas 9F dan Anggota Redaksi OSIM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *