Tawakal.

Karya: Sely Holiana S.*)

Gelap malam memenuhi cakrawala. Bintang bintang menjelma menjadi serbuk ajaib yang tuhan taburkan di langit gelap itu dan menjadikan maha karya yang indah tiada tara. Banyak pasang mata telah terpejam menuju alam bawah sadar. Namun, tidak dengan salah satu tempat yang berada di tanah jawa. Di sana masih banyak yang terjaga untuk sekedar mendirikan sholat malam.

Termasuk salah satu santri yang kini tengah duduk di dalam masjid dengan menahan kantuk yang sekarang menyerangnya. Muhammad Kenzee Al-farizy, itu adalah Namanya. Setelah melakukan sholat tahajut nya, ia keluar dari masjid menuju warung depan pesantren yang memang selalu buka 24 jam. Dan membeli satu gelas kopi pahit di sana.Setelah menghabiskan kopinya, ia langsung membayar pesanan nya tadi dan berlalu dari sana tuk menuju masjid.

Kini jam menunjukan pukul 03:00 WIB. banyak Santri yang mulai membuka matanya dan berbondong-bondong menuju masjid untuk melakuka Sholat Tahajjud yang memang sudah di wajibkan oleh Pesantren. Kenzee masih menetap di tempat nya sedari tadi. Duduk bersila menghadap kiblat dengan mata terpejam. Tak luput dengan tasbih kecil yang singgah di tangan kanan nya dan menjadi mainan Kenzee sedari tadi tuk menghitung sudah berapa banyak ia membaca dikir.

Azhan subuh berkumandang. Masjid jami’ di Pesantren pun langsung melaksanakan Sholat subuh dengan cara berjamaah setelah Azhan selesai. Setelah Sholat dan dhikir rutinan, banyak yang mulai meninggalkan masjid. Namun, tidak dengan Kenzee. Ia masih di tempat yang sama. Masih dengan tasbih yang menjadi mainan nya.

   “ Assalamualaikum “ salam seseorang dari belakang Kenzee.

   “ Waalaikumsalam “ jawab Kenzee singkat sembari menoleh  ke belakang dan ia mendapati Ustad Sufyan yang kini menjabat sebagai KAPDAR (Kepala Daerah) nya. Dengan reflek, Kenzee menyalami Ustad nya itu.

   “ ada keperluan apa ya tad? Kan saya bisa ke ruangan nya panjenengan aja kalau ada sesuatu yang perlu di urus. Dari pada sampean repot-repot menemui saya “ tanya Kenzee dengan folume yang agak sedikit pelan. Ya, ia takut suarannya lebih besar dari yang lebih tua.

   “ nggak ada yang direpotin kok, le. Saya Cuma mau ngomong soal lomba Qiroatul Qur’an yang memang di adakan ketika akhir tahun itu sama kamu. Saya sebagai wali kelasmu boleh tidak jika meminta kamu ikut lomba itu sabagai perwakilan kelas? “ tutur Ustad Sufyan mnjelaskan.

Kenzee tertegun, dari awal ia memang ingin sekali mengikuti lomba Qiroatul Qur’an. Namun ia ragu, apakah ia menggapai cita-citanya tuk menjadi Qiro’ah? Apakah ia mampu? Ia tidak tahu.

   “ Bagai mana, le? Kamu mau tidak ? saya  juga tak ingin memaksamu. Ini pilihanmu “ Tanya Ustad Sufyan ketika ia tak mendapat repon dari Kenzee.

   “ saya Ragu Ustad. Saya takut tidak bisa melakukan dengan baik Ustad ” jelas Kenzee risau.

   “ apa salahnya jika mencoba? “ tanya Ustad Sufyan.

   “ Saya coba Ustad “ putus Kenzee akhirnya.

Dan mulai saat itu ia semakin giat untuk latihan dan ia juga terkadang meluangkan waktu tuk brdiam diri di belakang pesantren tuk latihan Qiro’ah. Tanpa ada kata putus asa, ia terus latihan dan latihan.

Hingga waktu itu tiba. Waktu dimana acara yang memang selalu di adakan ketika akhir pembelajaran. Berbagai lomba pun juga di selenggarakan. Dan salah satunya adalah Lomba Qiroatul Qur’an. kini, Kenzee di belakang panggung tengah di landa gelisah. Bagai mana tidak? Ia sebentar lagi akan tampil.

Selang beberapa menit, Kenzee mendengar Namanya di sebut oleh MC tuk menaiki panggung.

  “ Dan mari kita sambut peserta selanjutnya, Muhammad Kenzee Al-farizy peserta nomor 1009” sambut MC heboh.

   “Bismillah..” gumam Kenzee pelan.

Kenzee pun memantapkan diri sembari berjalan menuju keatas panggung dan mulai duduk di depan meja kecil di atas nya terdapat Al-Qur’an yang memang sudah disiapkan oleh panitia.

   “assalamualaikum w.r.” salam Kenzee sembari menggunakan Mic yang sudah di sediakan.

   “waalaikumsalam w.r.” jawab semua orang yang berada di acara itu yang bertempatan di di aula Gedung bintang lima yang berada di kata malang.

   Selang beberapa menit, Kenzee mengakhiri bacaan nya dan mengucapkan salam. Suara tepukan dari para penonton karena takjub pun mengiringi jalan Kenzee selama menuruni panggung itu. Kini, yang bisa di lakukan oleh Kenzee hanyalah tawakal (berserah diri) kepada Allah SWT. Sebagai mana seperti salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Tawakal

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: “serta barangsiapa yg bertawakal kepada Allah, maka Dialah yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3).

   Setelah sekian lama menanti, pengumuman siapa yang akan menjadi juara pun akan segera di umumkan. Dan betapa terkejutnya Kenzee saat nama di sebut sebagi juara satu dalam lomba Qiroatul Qur’an. Setetes air mata tiba-tiba jatuh dan secara reflek ia langsung melakukan sujud syukur. Akhirnya, ia bisa membuat ke dua orang tua banggan dengan usahanya selama ini.

Lumajang

11.11.2023.

*)Siswi kelas 9 MTs Miftahul Ulum 2