karya Febriani cahya ningtiyas IXD

“Janji jangan barcode , barcode itu ga boleh , barcode bisa nyakitin diri kamu sendiri , barcode itu dosa tauukkk” ocehan itu di abaikan oleh sang lawan bicara “dengerin kalo di nasehatin ” tambah aca sembari berkacak pinggang , “iya iya” balas irham ,
“yes for what?!”
“promise not to barcode again” putus irham
senyum manis terukir di wajah aca , ” gitu dong kalo ada apa , apa cerita ke aca ya , kan kita sahabat ” Irham hanya mengangguk untuk meng iyakan permintaan sahabat nya itu.
KRIIIINGGGGGGGGGG!!!!!!!!! Suara bel masukpun terdengar , semua siswa dan siswi mulai memasuki kelas masing masing termasuk juga Aca dan Irham .
Aca dan Irham adalah sahabat semenjak masih duduk dibangku SD , Irham adalah lelaki yang dari dulu takmau terbuka pada Aca , ia mengganggap bahwa jika dia terbuka pada Aca akan membuat sahabatnya itu ikut merasakan beban yang ia bawa, jadi ia takmau melakukan hal itu .Irham lebih suka Aca yang terbuka padanya bukan dia yang terbuka pada Aca. Hal yang paling Irham suka ketika ia merasa stres adalah menyakiti dirinya sendiri, sudah banyak sekali bekas goresan di tubuh terutama tangan kirinya.
Sedangkan Aca adalah anak yang sangat suka mendengar curhatan dari seseorang , dia suka menasehati orang yang tengah curhat padanya , terkadang ia ingin tau bagaimana jika Irham bercurhat , menurutnya keluarga Irham adalah keluarga yang tertutup hanya itu saja yang Aca tau. Hal paling dibenci oleh Aca adalah melihat orang orang disekitarnya menyakiti dirinya sendiri apalagi sahabatnya sendiri Irham. Sudah berkali kali Aca menasehati Irham tapi tetap saja dilakukan oleh Irham.
“Oke anak-anakku semua pada pertemuan kali ini kita adakan ulangan harian apakah kalian semua sudah belajar?” ucap pak hendra wali kelas sembilan.
“Sudahhhh pakkkk!!!!!” jawab sekelas serempak.
“loh emang ulangan apa ca?” tanya Irham ,kebetulan mereka berdua sebangku.
“lah, ulangan bahasa inggris ham, masa gak tau sih, padahal udah dikasih tau sama pak hendra minggu lalu , pasti ga dengerin yaa” jawab Aca sembari menatap mata Irham. Irham hanya menggangguk dan mulai mengeluarkan peralatan untuk menulis. Aca tak heran pada Irham, sahabatnya itu memang sering ngelamun dan tidak mendengarkan penjelasan guru.
Singkat cerita ulanganpun selesai dan semua ulangan siswa sudah dinilai oleh pak hendra.”gimana kok banyak yang dapet 50 kebawah , gak belajar apa gimana?” tanya pak hendra dengan muka datarnya. “Anu pak soal nya sulit” ucap salah satu siswa
“ah masa sih enggak itu gampang kok , minggu depan kita adakan ulangan bahasa inggris lagi ya , jangan lupa belajar , saya pamit keluar dulu , jangan pulang kalo ga sampek bel pulang bunyi ya” kata pak hendra yang langsung keluar dari kelas 9A.
Aca melihat nilai yang tertera di bukunya , disana tertuliskan 90. Aca merasa bangga sekali ini pertama kalinya ia mendapatkan nilai 90 biasanya ia mendapatkan nilai 80 atau 85. Aca menoleh ke arah Irham yang tengah melihat nilainya dan menghela nafas berat.”bodoh banget” umpat irham. Aca menganggkat satu alisnya emang dapet berapa? batin gadis itu.”Irham kamu dapet berapa?” tanya Aca penasaran.” 95″ jawab irham singkat
“HAH 95 ITU BODOH BANGET????, LAH KALO KAYAK AKU 90 ITU APA IRHAMMMMM, ITU UDAH BAGUSSS SEMBILAN LIMAAAAAAAAAAAA” Aca menaikkan suara nya satu oktaf hingga membuat satu kelas menoleh pada mereka berdua ,Irham menoleh kesekitar “stttt jangan rame rame malu diliat satu kelas” balas irham.
SINGKAT CERITA MALAMPUN TIBA
Terdengar suara cambuk yang dipukulkan pada tubuh irham “GIMANA KAMU IRHAM DAPET NILAI 100 AJA GA BISA GIMANA NANTI KALO KAMU MAU GAPAI CITA CITA KAMU !!!!”
Irham menatap sinis wajah ibunya “emang apa hubunganya nilai sama cita cita , irham gamau jadi polisi , irham mau jadi montir apa hak bunda ngatur ngatur masa depan irham”. “oh sekarang udah berani jawab ya” indah menaikan suaranya satu oktaf lalu memukuli irham tanpa ampun.
Setelah kejadian itu , irham tak masuk sekolah 3 hari lebih hingga membuat Aca khawatir “Irham kemana yaaa?,nanti kerumah nya ah” .
SEPULANG SEKOLAH
Aca dengan melemparkan tasnya lalu berlari ke arah rumah Irham dengan air mata yang terus mengalir deras. sesampainya di sana Aca melihat melihat bendera kuning berkibar di depan rumah Irham , ibu irham pingsan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat , ayah irham duduk tak berdaya meratapi nasib,” udah yang sabar ini cobaan buat kalian , kalian harus ikhlas ya” ucap pak RT yang mencoba menenangkan irwan ayah dari Irham. Irham ditemukan tak bernyawa karena sebuah goresan yang mengenai urat nadi yang menyebabkan pendarahan hebat.
Aca masuk kedalam rumah irham melihat Irham yang sudah tergeletak tak bernyawa, tangis Aca pecah ia tidak menyangka jika sahabatnya berpulang duluan. Aca mendekat ke jasad irham namun ia ditarik oleh seseorang untuk masuk kedalam kamar irham.Aca melihat kamar irham yang banyak sekali pecahan kaca , bekas darah segar yang kering, gadis itu menoleh pada seseorang yang menariknya adalah ibunya sendiri , mata ayunda sebab sama seperti mata Aca ,wanita paruh baya itu memberikan secarik kertas pada Aca yang mana didalam kertas itu adalah surat dari Irham untuk Aca.