Karya : Ahmad farhan*)
Dikutip dari laman resmi Kabupaten Lumajang, nama Lumajang berasal dari kata Lamajang yang ditemukan pada benda-benda kuno, seperti prasasti, naskah Kuno, hingga petilasan.
Beberapa peninggalan sejarah yang menyebut tentang Lamajang adalah Prasasti Mula Malurung, Naskah Negara Kertagama, Kitab Pararaton, Kidung Harsa Wijaya, Kitab Pujangga Manik, Serat Babat Tanah Jawi, Serat Kanda, Kidung Sorandaka, Kidung Panji Wijayakrama, Kidung Ranggalawe, Prasasti Kudadu dan Prasasti Sukamerta.
Saat menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri, Lamajang sering dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai penjuru Nusantara, untuk melakukan ritual upacara persembayangan serta memperdalam agama Hindu.
Dalam Kitab Tantu Pagelaran disebutkan, Dewa Shiwa, Dewa Brahma dan Dewa Wishnu memindahkan puncak Gunung Mahameru di India ke atas Pulau Jawa.
Puncak Gunung Mahameru tersebut sekarang dikenal sebagai Gunung Semeru yang diyakini sebagai tempat persemayaman para dewa.
Baca juga:Riwayat Probolinggo yang Dulu Bernama BangerOleh karena itu, Lamajang menjadi sentra agama Hindu dan Pura Mandhara Giri Semeru Agung dianggap umat Hindu sebagai pura tertua se-Asia Tenggara.
Itu terbukti dari keberadaan Arca Pada di puncak Gunung Semeru yang dijadikan sebagai tempat pemujaan.
Situs Candi Gedong Putri juga diperkirakan pernah menjadi Pura untuk persembayangan Umat Hindu pada masa lalu.
Ketika Kerajaan Kediri runtuh dan digantikan dengan kemunculan Kerajaan Singasari, Lamajang pun masih tetap menjadi daerah yang banyak dikunjungi.
Raja Singasari keempat yang bernama Ranggawuni atau lebih dikenal dengan Nararya Sminingrat meletakkan tonggak sejarah baru di Lumajang. Dalam Prasasti Mulamalurung lempengan VII halaman a baris 1-3 disebutkan, Nararya Sminingrat menobatkan anaknya yang bernama Nararya Kirana sebagai penguasa Lamajang pada tahun 1177 Saka (1255 M).
Kerajaan Singasari kemudian runtuh pada tahun 1292 M akibat terjadinya Pemberontakan Jayakatwang.
Saat itu, pasukan Kerajaan Singasari dikerahkan dalam ekspedisi Pamelayu untuk menghadapi serangan pasukan Mongol.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Jayakatwang untuk melakukan balas dendam dengan menyerang Kerajaan Singasari yang telah meruntuhkan Kerajaan Kediri.
Dalam penyerangan tersebut, Jayakatwang dan pasukannya berhasil membunuh Raja Kertanegara.
19 November 2023 Lumajang
*)Siswa kelas 9a
Redaktur Pelaksana
Achmad Gilban Sobri Muntaha